Senin, 30 Januari 2012

Wayang potehi kembali di pentaskan setelah 50 tahun lamanya















Ada yang beda pada perayaan imlek kali ini, panitia kelenteng xian ma, Makassar, Sulawesi selatan menyemarakkan perayaan imlek 2563 dengan menampilkan kesenian khas tionghoa, Wayang Potehi. Pementasan kali ini, mereupakan pementasan perdana setelah 50 tahun tidak pernah di pentaskan di makassar. 
 
Wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas tionghoa yang berasal dari Cina bagian selatan. Potehi sendiri berasal dari kata pou (kain), te (kantong), dan hi (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain.
Di Makassar kesenian tradisional ini mungkin belum terlalu popular. Namun inilah yang menjadi alasan panitia untuk menampilkan kesenian Potehi, agar masyarakat tionghoa dimakassar, tahu kesenian potehi ini.
Menurut sejarah, kesenian ini sudah ada pada masa dinasti jin  (265-420 masehi) dan berkembang pada dinasti song (960-1279). Wayang Potehi masuk ke Indonesia melalui orang-orang Tionghoa sekitar abad 16 sampai 19. 

Pementasan wayang potehi bisanya di lakukan minimal 5 orang, Dua orang dalang dan 3 pengiring musik. Beberapa alat musik, seperti gembreng/lo, kecer/simbal, cheh dan puah, suling/phin-a, gitar/gueh-khim, rebab/hian-a, tambur/kou, terompet/ai-a, dan piak-kou. D
Untuk pementasannya pun cukup sederhana, dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam boneka potehi, dan memainkannya layaknya wayang jenis lain, yang menceritakan legenda masyarakat tionghoa.

Toni Harsono ketua paguyuban potehi mengatakan"kisah kali ini menceritakan kisah si jin kui cerita tiongkok kuno yang sangat terkenal dan Berdasarkan Sejarah"

Meski baru di pentaskan sejak 50 tahun lalu, masyarakat cukup antusias dengan adanya pementasan wayang potehi ini , mereka sangat serius menyimak cerita yang di sajikan mereka berharap, pada perayaan imlek berikutnya , pementasan wayang potehi dapat menjadi agenda tahunan.